Kamis, 05 Februari 2015

Nice Now, Nice Next, Nice Place. Aku pengen go anywhere.. lepaskan penat

ketika lenteraku redup
aku tak mengerti mengapa lenteraku seringkali redup akhir-akhir ini
aku ingin menghibur diriku sendiri
siluet senja.
aku ingin pergi ke sana....ah.
ya Allah kenapa berat ?? untuk meninggalkan kebiasaan2ku menonton film, menyanyikan lagu2, dan jarang membaca serta menghafal Al-Qur'an. hiks..hiks..
padahal cita-cita termulia adalah menjadi anak shalihah, ahli ibadah, dan hafidzah.
oh... astaghfirullahal'adzim...
refresh otakku dg memandang tempat2 yg ingin kukunjungi






 

baiklah. aku ingin menatapmu, menghayatimu dan berusaha mendekatimu dg giat belajar dan bekerja dari sekarang.
kata seorang yang tiba-tiba mendapatkan kesempatan luar biasa untuk bisa ke Mekkah,, harus slalu Allah..Allah dan Allah yang diingat.

Alhamdulillah,, panggilan Bu Guru sekarang bukan sekedar mimpi atau hanya kiasan bagiku.
suatu saat Kepala sekolah tempat ku ppl kemarin datang ke rumah, memitaku untuk mengajar di SMAnya.
Alhamdulillah........

tak ada lagi alasan untukku kini meninggalkan semua kebiasaa2 burukku.
tak ada lagi alasan,, bila masih saja beralasan maka panggilan Bu Gurumu itu hanya sekedar panggilan tanpa arti. Astaghfirullah....






Ya Allah jauhkanlah aku dari kemunafikan diri, jauhkanlah aku dari hati yang keras, lembutkanlah hatiku ya Allah... yang mampu menangis tatkala mengingat dosa-dosaku, mengingat mati, surga dan neraka..

aku ingin pergi ke suatu tempat bersama orang-orang yang ku cintai.
Refreshh my mind.
Refresh my heart
Refresh my self

Menikmati travelling life, sambil menikmati keindahan alam ciptaan-NYA.








Bismillah.... Semangat Nykripsi dulu,, nanti baru berkunjung.
Bismillah...... :) :) ;)

Kamis, 22 Januari 2015

Gersang



Malam yang gersang. Meski di luar tanah sedang senang dilimpahi hujan lebat. Namun di sini, di dalam kamar kini kurasakan gersang dalam diriku sendiri. Ku biarkan diriku tenggelam mengenali siapa sebenarnya diriku. Agar kemunafikan tak menggerogoti keimananku. Aku beriman, apakah hanya sesaat ketika aku mengetik bahwa “aku beriman” ataukah memang itu mampu aku buktikan? entahlah. Iman meliputi hati, perkataan dan perbuatan. Hati dan perkataan mungkin sudah aku tunaikan setulus-tulusnya.. namun, untuk perbuatan,, sudahkah aku menunaikan segala yang DIA Pinta?? Entahlah. Masih ada sesuatu yang membuatku masih merasa kotor, hingga jiwa ragaku masih merasa gersang.

Kubiarkan diriku mengenal diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi pada diri ini. Mengapa aku begitu menginginkan suatu keinginan yang tak kumengerti. Ku berikan kata hatiku dan jiwaku berlabuh menggapai sebuah jalan yang memang masih buntu. Mungkinkah karena diri yang terlalu kotor sehingga malu untuk bertemu Tuhannya lalu mendamba cinta pada sesama hamba yang penuh dengan kekhilafan pula ataukah karena nurani dan hati ini yang sudah tertutup oleh dusta?? Aku pun tak tau.

Kubiarkan diriku mengenal diriku sendiri… kenapa aku masih kurang dan kurang sementara limpahan Rahmat dan Kasih sayang-Nya tiada tara… sungguh. Ada apa denganku? Kenapa aku begini? Masih tersisa kah dendam dihati, atau secerca kebencian, kelicikan atau kedustaan??. Lalu apa arti syahadatku selama ini?. Betulkah aku sudah mencintai-NYA sepenuh hatiku? Jika iya, mengapa belum sepenuhnya apa yang DIA perintah dan larang aku penuhi? Bukankah seorang pecinta akan selalu dengan senang hati menuruti apa diminta oleh yang dicintainya? mengapa aku mendambakan juga cinta dunia yang melenakanku? Mengapa aku? Owh….gersang. sungguh aku merasa diriku gersang. Siramlah air kesejukan dijiwaku Tuhan…. Aku membutuhkan-MU.

Kubiarkan aku berlabuh mengenali diriku. Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya kucari. Hartakah? Tahtakah?Cintakah? Atau bahagiakah?. Apakah aku sudah menjadi diriku sendiri? Ataukah aku masih tabu akan diriku sendiri?
Biarlah… aku. Menapaki langkah-langkah pasti untuk menyelesaikan studiku mesti melawan gersang dalam jiwaku. Aku harus menghadapi dan melakukan apa yang ada di depan mataku. Karena aku tak pernah memiliki waktu, hanya ingin terus berbuat untuk kedua orang tua dan orang2 tercinta dan terdekatku. Mungkin merindukan atau mencintai serta benci pada seseorang di dunia ini hanyalah sekedar cobaan bagi setiap nurani yang merindukan cinta sejati nan hakiki. Allah yang menciptakan rasa dan telah mentakdirkan semua ini. Alhamdulillah fii kulli hallin.

Janganlah merasa berat sebelum kamu melakukan. Sesungguhnya hati yang bersih dan jiwa yang suci akan membuatmu nyaman melakukan sebuah kewajiban. Maka sekarang kubiarkan aku berlabuh mengenali diriku yang sesungguhnya.. bila memang jiwaku masih dipenuhi noda-noda.. biarkan dzikirku pikirku dan imanku serta doa2 penuh pinta ampunan pada-NYA bisa membersihkannya… saat ini aku masih mencarinya. Menghamba menemui ruh diriku yang masih diliputi sifat kemunafikan ini. Aku ingin mencerca diriku bila memang diriku masih munafik, menyelidik kenapa demikian hingga menemui muara jalan untuk membersihkannya. Ya Allah permudah langkahku…
 Agar aku bisa merasakan genangan air mata yang sudah lama kering kerontang,, gersang tak berarti.
Aku ingin menangis Tuhan…..
Jauhkanlah aku dari kemunafikan, kejahatan serta kedzoliman terhadap diriku sendiri. Jauhkanlah aku dari ke-pura-puraan tegarku yang menyiksa batinku selama ini. Ijinkan aku jadi pribadi yang jujur,, sejujur-jujurnya, anggun bermoral, cerdas, dan berhati lembut berhati lembut berhati lembut  ya Robbi….
Allah, Allah, Allah,, allahummashalli’ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.


Di malam penuh bintang
Di atas sajadah yang kubentang
Sendu sedan sendiri mengadu pada yang Maha Kuasa
Betapa naïf diriku ini hidup tanpa ingat pada-MU
Urat nadipun tau aku hampa……..

Di malam penuh bintang di
Di bawah sinar bulan purnama
Kupasrahkan semua keluh dan kesah yang aku rasa
Sesak dadaku menangis pilu saat kuurai dosa- dosaku
Dihadapan-MU ku tiada artinya..

Doa Qalbu tak bisa aku bendung
Deras bak hujan di gurun sahara
Hatiku yang gersang…………………
Terasa oh tentram
Hanya ENGKAU yang tau siapa aku
Tetapkanlah seperti malam mini
Sucikan diriku.. selama-lamanya.

Debu dan manusia



dari apa yang saya pikirkan, untuk menasehati diri sendiri dan juga semoga menjadi inspirasi bagi siapapun yang “mau-maunya” membaca tulisan saya
 .
Bagaikan debu jalanan yang tertiup angin
Seperti apa hidupnya seorang anak manusia,, ia tak terlihat dari mata seorang pilot yang sedang menerbangkan pesawatnya di atas awan. Bagaimanapun seorang anak manusia hidup,, ia tak terlihat antar manusia lain yang berada di tempat yang berbeda namun setiap hati dan jiwa seorang anak manusia dapat terlihat dari Ars-nya ALLAH. ALLAHUAKBAR!!
Ketika seorang anak manusia  bertanya……
Mengapa harus ada harapan bila akhirnya hanya hilang ?
Mengapa harus datang bila akhirnya hanya pergi takkan kembali ?
Mengapa pernah ada bila akhirnya tiada ?
Lalu untuk apa ada-nya itu untuk ketiadaan ?
Untuk apa konkrit bila akhirnya hanya abstrak ?
Semua pertanyaan diatas sepertihalnya menanyakan mengapa ada kehidupan bila akhirnya berujung pada kematian? atau seperti halnya lirik lagu shela on seven yang berbunyi “mengapa ada sang hitam,, bila putih menyenangkan….?”
Pertanyaan konyol tentang kehidupan…kemudian ditemukanlah jawaban klasik yang memang begitulah adanya…
Semua hal yang terjadi sudah menjadi kehendak-NYA. Terkadang memang tak sesuai dengan harapan, terkadang memang berat menghadapi kenyataan, namun itulah… dari masalah kita belajar untuk menjadi tangguh. Kita tumbuh bersama pengalaman. Sabar dan menerima keadaan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Bisa jadi,, itulah cara-NYA mendekatkan seorang hamba pada SANG KUASA.
Kemudian renungkanlah…. Betapa MAHA BESARnya ALLAH…! Betapa MAHA KUASAnya ALLAH…! Semua yang telah terjadi atas scenario dari Allah. Betapa kecilnya manusia di hadapan-NYA?? Betapa ia tak memiliki apa-apa… Ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan… ketika terjatuh dan sulit untuk bangkit… ,,ketika resah tak bertepi menerpa … apa yang dirasakan manusia? Sedih… seperti tak ada lagi arti ia hidup. Kesedihan …yang sungguh bila ditelusuri lebih lanjut itu tak mengurangi sedikitpun dari KEKUASAAN ALLAH..! justru apabila manusia tenggelam dalam keterpurukan hanya akan merugikan dirinya sendiri….
Bila tak ada hitam,, kita takkan mengerti indahnya putih. Bila tak ada hujan dan indahnya sinar mentari maka takkan tercipta pelangi. Begitupun kehidupan. Apabila tak ada kesedihan kita takkan bisa menikmati indahnya kebahagiaan.
Tiap daun yang jatuh adalah atas kehendak-NYA,, telah tertulis dalam lauh mahfudz. Padahal ada ber-milyar pohon di dunia ini yang setiap detik daunnya berjatuhan. Tiap jiwa yang bernafas juga atas kuasa-NYA. Padahal ada ber-triliun manusia di dunia ini yang tiap detiknya bernafas….. ini baru di BUMI. Sedangkan dibanding planet lain, bumi sangat kecil.. dibanding matahari bumi hampir tak terlihat diantara galaksi bumi sangat kecil padahal masih banyak galaksi lainnya yang belum di jangkau oleh pengetahuan manusia. SUBHANALLOH ! ALLOHUAKBAR ! ya.. mungkin manusia hanyalah seperti debu. Bahkan lebih kecil dari sekedar debu.
“Astaghfirullohala’dzim… semua ini milik-MU,,, aku adalah milik-MU, perjalanan hidupku adalah atas kehendak-MU. Aku hanyalah seperti debu yang menjalankan skenario kehidupan……..kemudian mati. Aku tau Engkau MAHA KUASA maka aku MEMINTA ya ALLAH… hilangkan kesedihan dihatiku. Berilah kebahagiaan yang menentramkan hati dan jiwaku selamanya…………. HIDUP MATIKU HANYALAH UNTUKMU“ amiin.
BETAPA MAHA BESARNYA ALLAH atas seluruh hidup dan kehidupan. Lalu bukankah sangat mudah bagi-NYA untuk mensukseskan seorang anak manusia?? Sangat mudah bagi-NYA untuk menjadikan hidup umat muslim Berjaya. Sangat mudah bagi-NYA untuk menunjukkan jalan yang lurus bagi manusia … bukankah semua sudah ada,, manusia tinggal berusaha menggapai dan meminta pada-NYA? Begitulah seharusnya.. Allah sesuai dengan prasangka hamba-NYA. Maka memantaskan diri dengan mentaati-NYA agar hidup selalu berprasangka baik dan sesuai dengan keoptomisan hidup adalah jawabannya… jawaban untuk berhenti menyesali apa yang telah terjadi. Jawaban untuk selalu bangkit dari segala keadaan..... karena bangkit itu tak ada. Tak ada kata menyerah untuk trus berusaha.  
Mungkin manusia seperti debu.. dan bahkan lebih kecil dari debu. Namun manusia bukanlah debu. Manusia bisa lebih me-layak-kan diri untuk bertemu dengan-NYA. Dengan mentaati-NYA,,dengan terus berusaha agar tidak seperti debu yang mudah terombang-ambingkan oleh angin kehidupan.

Rabu, 07 Januari 2015

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana



aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada” 




― Sapardi Djoko Damono

Kamis, 01 Januari 2015

Untuk Kita Renungkan versi-ku

Katanya setiap pilihan ada konsekuensinya bahkan ketika tak memilih sama sekali pun ada konsekuensinya. Tapi terkadang kita tak mampu berkonsekuensi atas suatu pilihan sendiri dan konsekuensi menjadi seorang muslimin atau muslimat yang lebih sering dilupa. Entah disadari atau tidak,, dinamika-dinamika kehidupanlah yang membuat kita lupa akan daratan. berenang dan menyelam mencari ikan-ikan yang lain. padahal sejatinya ikan itu sudah pasti. padahal sebenarnya untuk mengurai benang yang kusut cukup simple,, ikhtiar dan meminta petunjuk dari-Nya. Namun diri yang lemah akan terpaan membuatnya lupa diri.

Terkadang yang serius dianggap bercanda yang bercanda dianggap serius,, membuat komunikasi manusia tak sehat. benci dan rindu menjadi hal yang tak bisa dipungkiri,, namun lagi-lagi harus dilawan oleh ketakutan-ketakutan akan dosa. hanya bisa menjalaninya saja meski harus menelan bulat-bulat kata-kata bijak yang keluar dari seorang arjuna atau krisna gadungan yang pernah datang. Semua masih terpatri dalam ingatan yang terkadang menyiksa pikiran.

Ah. dunia,, setiap episode2 nya menawarkan pesona yang berbeda. barangkali pesona itu hanyalah sensasi dalam hidup yang apabila telah usai melewatinya kemudian bekal untuk menjadi lebih kuat yang tersisa. Bahkan tetesan-tetesan air mata, rasa sakit ataupun trauma.. hanya sekedar bagian dari "sendagurau" dunia.

Aku dan kau pun sama sama tau bahwa,, dunia ini ibarat "panggung sandiwara" yang pada saatnya nanti pasti akan tamat juga. Tapi aku hanyalah manusia biasa yang sedang hidup di dunia. manusia biasa yang memiliki nurani,, memiliki hati yang dengannya kepekaan akan apa-apa yang telah terjadi di dunia membuatku bisa "merasa" segala macam perasaan. Senang, sedih, suka, duka, bahagia.. cinta dan benci. Sehingga segala macam "rasa" itulah yang seringkali "menghipnotis" diri menjadi seperti lupa bahwa nafas akan terhenti.

Aku hanyalah manusia biasa,, yang memiliki akal pikiran terkadang dimabuk cinta dunia. Segala macam fasilitas dunia membuat kita seakan-akan "candu" pada materi berupa uang maupun benda-benda (gadget, tv, internet, dll). Penilaian sesama manusia memberi perhatian lebih banyak daripada penilaian Tuhan. Akuilah saja kawan, bahwa kita sudah lama di"jajah" hiasan-hiasan dunia yang sejatinya hanyalah semu.

"Kita musti telanjang, dan benar-benar bersih.. suci lahir dan di dalam batin. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat..hohoho"
barangkali lirik lagu ebiet ini cocok sama-sama 'untuk kita renungkan'..

 #Refleksi tak harus menunggu tahun baru. Refleksi itu setiap hari setiap saat.