Kamis, 22 Januari 2015

Debu dan manusia



dari apa yang saya pikirkan, untuk menasehati diri sendiri dan juga semoga menjadi inspirasi bagi siapapun yang “mau-maunya” membaca tulisan saya
 .
Bagaikan debu jalanan yang tertiup angin
Seperti apa hidupnya seorang anak manusia,, ia tak terlihat dari mata seorang pilot yang sedang menerbangkan pesawatnya di atas awan. Bagaimanapun seorang anak manusia hidup,, ia tak terlihat antar manusia lain yang berada di tempat yang berbeda namun setiap hati dan jiwa seorang anak manusia dapat terlihat dari Ars-nya ALLAH. ALLAHUAKBAR!!
Ketika seorang anak manusia  bertanya……
Mengapa harus ada harapan bila akhirnya hanya hilang ?
Mengapa harus datang bila akhirnya hanya pergi takkan kembali ?
Mengapa pernah ada bila akhirnya tiada ?
Lalu untuk apa ada-nya itu untuk ketiadaan ?
Untuk apa konkrit bila akhirnya hanya abstrak ?
Semua pertanyaan diatas sepertihalnya menanyakan mengapa ada kehidupan bila akhirnya berujung pada kematian? atau seperti halnya lirik lagu shela on seven yang berbunyi “mengapa ada sang hitam,, bila putih menyenangkan….?”
Pertanyaan konyol tentang kehidupan…kemudian ditemukanlah jawaban klasik yang memang begitulah adanya…
Semua hal yang terjadi sudah menjadi kehendak-NYA. Terkadang memang tak sesuai dengan harapan, terkadang memang berat menghadapi kenyataan, namun itulah… dari masalah kita belajar untuk menjadi tangguh. Kita tumbuh bersama pengalaman. Sabar dan menerima keadaan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Bisa jadi,, itulah cara-NYA mendekatkan seorang hamba pada SANG KUASA.
Kemudian renungkanlah…. Betapa MAHA BESARnya ALLAH…! Betapa MAHA KUASAnya ALLAH…! Semua yang telah terjadi atas scenario dari Allah. Betapa kecilnya manusia di hadapan-NYA?? Betapa ia tak memiliki apa-apa… Ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan… ketika terjatuh dan sulit untuk bangkit… ,,ketika resah tak bertepi menerpa … apa yang dirasakan manusia? Sedih… seperti tak ada lagi arti ia hidup. Kesedihan …yang sungguh bila ditelusuri lebih lanjut itu tak mengurangi sedikitpun dari KEKUASAAN ALLAH..! justru apabila manusia tenggelam dalam keterpurukan hanya akan merugikan dirinya sendiri….
Bila tak ada hitam,, kita takkan mengerti indahnya putih. Bila tak ada hujan dan indahnya sinar mentari maka takkan tercipta pelangi. Begitupun kehidupan. Apabila tak ada kesedihan kita takkan bisa menikmati indahnya kebahagiaan.
Tiap daun yang jatuh adalah atas kehendak-NYA,, telah tertulis dalam lauh mahfudz. Padahal ada ber-milyar pohon di dunia ini yang setiap detik daunnya berjatuhan. Tiap jiwa yang bernafas juga atas kuasa-NYA. Padahal ada ber-triliun manusia di dunia ini yang tiap detiknya bernafas….. ini baru di BUMI. Sedangkan dibanding planet lain, bumi sangat kecil.. dibanding matahari bumi hampir tak terlihat diantara galaksi bumi sangat kecil padahal masih banyak galaksi lainnya yang belum di jangkau oleh pengetahuan manusia. SUBHANALLOH ! ALLOHUAKBAR ! ya.. mungkin manusia hanyalah seperti debu. Bahkan lebih kecil dari sekedar debu.
“Astaghfirullohala’dzim… semua ini milik-MU,,, aku adalah milik-MU, perjalanan hidupku adalah atas kehendak-MU. Aku hanyalah seperti debu yang menjalankan skenario kehidupan……..kemudian mati. Aku tau Engkau MAHA KUASA maka aku MEMINTA ya ALLAH… hilangkan kesedihan dihatiku. Berilah kebahagiaan yang menentramkan hati dan jiwaku selamanya…………. HIDUP MATIKU HANYALAH UNTUKMU“ amiin.
BETAPA MAHA BESARNYA ALLAH atas seluruh hidup dan kehidupan. Lalu bukankah sangat mudah bagi-NYA untuk mensukseskan seorang anak manusia?? Sangat mudah bagi-NYA untuk menjadikan hidup umat muslim Berjaya. Sangat mudah bagi-NYA untuk menunjukkan jalan yang lurus bagi manusia … bukankah semua sudah ada,, manusia tinggal berusaha menggapai dan meminta pada-NYA? Begitulah seharusnya.. Allah sesuai dengan prasangka hamba-NYA. Maka memantaskan diri dengan mentaati-NYA agar hidup selalu berprasangka baik dan sesuai dengan keoptomisan hidup adalah jawabannya… jawaban untuk berhenti menyesali apa yang telah terjadi. Jawaban untuk selalu bangkit dari segala keadaan..... karena bangkit itu tak ada. Tak ada kata menyerah untuk trus berusaha.  
Mungkin manusia seperti debu.. dan bahkan lebih kecil dari debu. Namun manusia bukanlah debu. Manusia bisa lebih me-layak-kan diri untuk bertemu dengan-NYA. Dengan mentaati-NYA,,dengan terus berusaha agar tidak seperti debu yang mudah terombang-ambingkan oleh angin kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar