Kamis, 22 Januari 2015

Gersang



Malam yang gersang. Meski di luar tanah sedang senang dilimpahi hujan lebat. Namun di sini, di dalam kamar kini kurasakan gersang dalam diriku sendiri. Ku biarkan diriku tenggelam mengenali siapa sebenarnya diriku. Agar kemunafikan tak menggerogoti keimananku. Aku beriman, apakah hanya sesaat ketika aku mengetik bahwa “aku beriman” ataukah memang itu mampu aku buktikan? entahlah. Iman meliputi hati, perkataan dan perbuatan. Hati dan perkataan mungkin sudah aku tunaikan setulus-tulusnya.. namun, untuk perbuatan,, sudahkah aku menunaikan segala yang DIA Pinta?? Entahlah. Masih ada sesuatu yang membuatku masih merasa kotor, hingga jiwa ragaku masih merasa gersang.

Kubiarkan diriku mengenal diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi pada diri ini. Mengapa aku begitu menginginkan suatu keinginan yang tak kumengerti. Ku berikan kata hatiku dan jiwaku berlabuh menggapai sebuah jalan yang memang masih buntu. Mungkinkah karena diri yang terlalu kotor sehingga malu untuk bertemu Tuhannya lalu mendamba cinta pada sesama hamba yang penuh dengan kekhilafan pula ataukah karena nurani dan hati ini yang sudah tertutup oleh dusta?? Aku pun tak tau.

Kubiarkan diriku mengenal diriku sendiri… kenapa aku masih kurang dan kurang sementara limpahan Rahmat dan Kasih sayang-Nya tiada tara… sungguh. Ada apa denganku? Kenapa aku begini? Masih tersisa kah dendam dihati, atau secerca kebencian, kelicikan atau kedustaan??. Lalu apa arti syahadatku selama ini?. Betulkah aku sudah mencintai-NYA sepenuh hatiku? Jika iya, mengapa belum sepenuhnya apa yang DIA perintah dan larang aku penuhi? Bukankah seorang pecinta akan selalu dengan senang hati menuruti apa diminta oleh yang dicintainya? mengapa aku mendambakan juga cinta dunia yang melenakanku? Mengapa aku? Owh….gersang. sungguh aku merasa diriku gersang. Siramlah air kesejukan dijiwaku Tuhan…. Aku membutuhkan-MU.

Kubiarkan aku berlabuh mengenali diriku. Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya kucari. Hartakah? Tahtakah?Cintakah? Atau bahagiakah?. Apakah aku sudah menjadi diriku sendiri? Ataukah aku masih tabu akan diriku sendiri?
Biarlah… aku. Menapaki langkah-langkah pasti untuk menyelesaikan studiku mesti melawan gersang dalam jiwaku. Aku harus menghadapi dan melakukan apa yang ada di depan mataku. Karena aku tak pernah memiliki waktu, hanya ingin terus berbuat untuk kedua orang tua dan orang2 tercinta dan terdekatku. Mungkin merindukan atau mencintai serta benci pada seseorang di dunia ini hanyalah sekedar cobaan bagi setiap nurani yang merindukan cinta sejati nan hakiki. Allah yang menciptakan rasa dan telah mentakdirkan semua ini. Alhamdulillah fii kulli hallin.

Janganlah merasa berat sebelum kamu melakukan. Sesungguhnya hati yang bersih dan jiwa yang suci akan membuatmu nyaman melakukan sebuah kewajiban. Maka sekarang kubiarkan aku berlabuh mengenali diriku yang sesungguhnya.. bila memang jiwaku masih dipenuhi noda-noda.. biarkan dzikirku pikirku dan imanku serta doa2 penuh pinta ampunan pada-NYA bisa membersihkannya… saat ini aku masih mencarinya. Menghamba menemui ruh diriku yang masih diliputi sifat kemunafikan ini. Aku ingin mencerca diriku bila memang diriku masih munafik, menyelidik kenapa demikian hingga menemui muara jalan untuk membersihkannya. Ya Allah permudah langkahku…
 Agar aku bisa merasakan genangan air mata yang sudah lama kering kerontang,, gersang tak berarti.
Aku ingin menangis Tuhan…..
Jauhkanlah aku dari kemunafikan, kejahatan serta kedzoliman terhadap diriku sendiri. Jauhkanlah aku dari ke-pura-puraan tegarku yang menyiksa batinku selama ini. Ijinkan aku jadi pribadi yang jujur,, sejujur-jujurnya, anggun bermoral, cerdas, dan berhati lembut berhati lembut berhati lembut  ya Robbi….
Allah, Allah, Allah,, allahummashalli’ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.


Di malam penuh bintang
Di atas sajadah yang kubentang
Sendu sedan sendiri mengadu pada yang Maha Kuasa
Betapa naïf diriku ini hidup tanpa ingat pada-MU
Urat nadipun tau aku hampa……..

Di malam penuh bintang di
Di bawah sinar bulan purnama
Kupasrahkan semua keluh dan kesah yang aku rasa
Sesak dadaku menangis pilu saat kuurai dosa- dosaku
Dihadapan-MU ku tiada artinya..

Doa Qalbu tak bisa aku bendung
Deras bak hujan di gurun sahara
Hatiku yang gersang…………………
Terasa oh tentram
Hanya ENGKAU yang tau siapa aku
Tetapkanlah seperti malam mini
Sucikan diriku.. selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar