Rabu, 10 Desember 2014


baiklah, aku akan memulai "percakapan" dengan diri sendiri ini...
tadi aku bertemu dengan seorang kawan imm. pertanyaan yang paling menohok adalah "kenapa kamu tak mau bergabung lagi dengan kami di IMM?" lalu kujawab "daripada aku tak amanah dlm menjalaninya lebih baik aku tak menjabatnya" dia pun melanjutkan pertanyaannya yang paling nyesek "lhaa ini sekarang kamu amanah di kiai" ..."masalahnya ini bukan tawaran, tapi ditunjuk maka aku harus menunaikannya"... percakapan dilanjutkan dengan bahasan2 komsat fai dan cabang.

dari pertemuanku dengan kawanku dan ketua imm komsat fai tadi.. membekas dibenakku yang membuatku merasa terusik kembali dengan memoar diskusi dengan sahabatku dari UNS dulu tentang aktivis kampus dan masyarakat juga tentang mahasiswa sebagai konseptor atau eksekutor dan mana kedudukan yang sejatinya lebih "tinggi".

entah apa yang tengah dibincangkan oleh para aktivis imm sejawatku ketika aku memutuskan untuk tak lagi berkecimpung dalam aktivitas ke-imm-an.. aku memiliki jawaban yang logis namun entah kenapa jawaban ini masih sering dianggap sebagai "alasan",, padahal sejatinya ini adalah sebuah realisasi daripada apa yang pernah didapatkan selama menjadi kader imm...

kenapa ? karena itulah yang kurasakan. mungkin bagi para aktivis yang bukan asli Jogja, masih belum bisa memahami makna dibalik pilihan kami sebagai aktivis juga di daerah sendiri. Padahal kami sedang melanjutkan "trilogi IMM".

eksekutor atau konseptor?? mungkin ini sama artinya dengan mempertanyakan jadi pengusaha atau jadi guru?? . dan jawabannya ada pada nurani dan jiwa diri sendiri untuk memahami apa yang sedang dicari dan diinginkan. kemuadian, lakukan yang terbaik. itu saja.

masalah isu2 ttg pendidikan sekarang ini....ah. besok saja kulanjutkan. *pengen istirahat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar